Friday, December 01, 2006

1st Jump





Tanggal 18 September, my best week of 2006.

Liputan pertama gue berakhir dengan tantangan adrenalin dari panitia penyelenggara event. Waktu ditawarin siy, ogut iyain aja, dengan asumsi nih panitia bercanda, ngga mungkin lah mereka mau ngeluarin duit sekitar 45 US$ cuman untuk nyuruh gue lompat.

Pada hari kepulangan, gue dan sang kameramen bangun kesiangan, so we miss the farewell party for the pers, at morning session. Ternyata mereka ngirim shuttle susulan to pick us up. So we can catched them lately.

Kita diantar kesebuah klub di legian persis dibibir kuta Beach. Disana ada tower bungy setinggi 45 meter dengan kolam sedalam 5 meter tepat dibawahnya, siap menanti jumper-jumper nekat.

Keringat dingin mengucur deras, wajah gue pasi... tapi tetep sok cool dong.

Seperti yang udah gue duga sebelumnya, panitia menuntut paling tidak ada satu orang mewakili setiap media untuk lompat. Mereka ngga mau rugi kali, bayar mahal-mahal sekedar untuk menyeret kita kesitu.

I look arround to find where’s my kameraman, mestinya dia udah tahu bakal ada ritual beginian, (that was his 2nd time to do live report here at the same occasion). Ternyata dia menghilang… he knew bout this already, and take a good lesson from it. Then I considered where’s his chicken t-shirt came from.

Ngga lama kemudian gue berada diatas elevator, bersama wimbo yang belakangan gue tahu bahwa dia adalah seorang produser sport program salah satu leading private tv station in Indo. Bunyi gesekan besi, dan katrol nyitt … nyittt, jadi backsound saat critical momentum itu. Nah bos sebelah gue itu memejamkan mata, sementara mukanya yang udah merah kena terik matahari tambah memerah. He said he wanted to keep his nerves by avoiding the altitude sight.

I enjoy the view from the top, make me think of GOD the almighty. Sesampai diatas petugas hackett melihat torehan angka berat badan dipunggung tangan kanan, memilihkan sabuk atau pengait tali yang cocok kemudian memasangkannya.

Dalam kondisi kaki terikat, gue ngeliat wimbo ditepi papan loncat, siap terjun bebas. Matanya masih tertutup. Dan kedua tangannya meremas erat pegangan besi dikedua sisi.


the Staff: "Mas tangannya lepasin Mas!!" Instruksi petugas in-charged.

(wimbo melepaskan satu tangan kirinya)

the Staff: "tangannya yang satu lagi mas…"

(wimbo melepaskan tangan kanannya)

the staff: "Oke pada hitungan ke-3… satu … dua… tiga…"

(Yang terdengar kemudian adalah teriakan dari lubuk hati yang paling dalam)


the staff: "Okay mas yang satu lagi, udah pernah Loncat sebelumnya??"

gowir: "Ngga!!"… geleng ku…

Petugas hackett itu kemudian membimbing gue yang harus berloncat pocong ria, ke bibir papan loncatan. (kakiku udah terbelengu gitu dech)

the staff: "Okay relax aja ya, seperti tadi pada hitungan ke-3…"

dalem hati gowir: Enak aja relax…!! Dia pikir dia manusia super apa? Kaya Ngga pernah ngerasain ketegangan pertama kali berdiri di ketinggian…, gimana kalo talinya putus… gimana kalo talinya membelit ke leher??… hecks!! yang terlintas kemudian between hell and paradise.

the staff: "Mas… mas... saya ulang lagi itungannya ya…!!"

gowir: (dalem hati: eh… udah ngitung toh…!!) "sori mas ngga nyadar..."

the staff: "Satu… dua… tiga!!"... " mas, mau saya bantu dorong yach??…" (ekspresi mas-mas itu menyeringai)

gowir: "kasih saya kesempatan hirup napas dulu…"

(napas terasa sesak, dada berdegup ngga' karuan, sayup-sayup terdengar sorak-sorai teman-teman diujung bawah sana)

the staff: "Oke… now, Satu… dua… ti…" (mas itu belajar ngitung lagi)

gowir: (halah sudahlah… kadung malu) bismillah dan …. aaaaargggghhhhhhhhh...

sensasi adrenalinnya... "ruarrr biasa!!"

No comments: