Tuesday, January 02, 2007

Eksekusi Saddam Hussein














Jenazah mantan Presiden Irak, Saddam Hussein dibawa ke kota kelahirannya, Tikrit untuk dikebumikan. Saddam meninggal setelah dieksekusi di tiang gantungan pada pukul 06.00 waktu setempat atau pukul 10.00 WIB, Sabtu (30/12).

Menurut laporan televisi milik pemerintah Irak, Al Iraqiya eksekusi dilakukan dalam sebuah gedung yang disebut kamp keadilan. Kawasan yang juga dijuluki zona hijau ini terletak di Khadimeya, Baghdad bagian utara

Vonis hukuman mati ini dilaksanakan tidak lama setelah Perdana Menteri Irak Nouri Kamel al Maliki menandatangani semua dokumen pelaksanaan eksekusi mati atas Saddam. Hukuman ini sekaligus mengakhiri serangkaian persidangan yang telah berlangsung sejak 5 November silam. Pengadilan tingkat pertama memutuskan Saddam bertanggungjawab atas pembantaian 148 warga Kurdi di Dujail pada 1982
Eksekusi mati Saddam ini menandai diberlakukannya kembali hukum gantung di Irak setelah sempat dihapuskan pada 2004 silam. Selain Saddam, hukuman gantung juga akan dilakukan terhadap saudara tirinya, Barzan Ibrahim al Tikriti dan mantan Hakim Ketua Pengadilan Revolusioner Irak, Awad Bandar pada 2 Januari mendatang.

Pascaeksekusi mati Saddam, reaksi dari berbagai pihak terus bermunculan. Penduduk Sadr City, Dujail turun ke jalan setelah tersiar kabar Saddam telah dieksekusi di tiang gantungan. Kawasan ini memang dikenal sebagai kantong permukiman kaum Syiah. Kaum ini menganggap kematian Saddam pertanda penegakkan keadilan di Irak.

Begitu pula warga di Kota Halajba yang mayoritas penduduknya berasal dari Suku Kurdi. Mereka bergembira setelah mengetahui berita eksekusi Saddam. Selama pemerintahan tangan besi Saddam, sekitar 5.000 warga Halajba ikut menjadi korban karena dituding membelot saat pecah perang Irak-Iran pada 1980.

Sebaliknya, warga Desa Al Awja tempat kelahiran Saddam menyatakan, eksekusi mati hanya akan membuat sosok mantan pemimpin ini semakin dipuja. Generasi muda akan mengenangnya sebagai seorang pahlawan yang menentang pendudukan Amerika Serikat.

Di tempat terpisah, serangkaian serangan bom terjadi di Baghdad dan sejumlah kawasan Irak lainnya. Serangan yang terjadi di berbagai pusat keramaian menjelang perayaan Iduladha itu sedikitnya menewaskan 56 orang. Namun belum diketahui serangan itu merupakan balasan atas eksekusi mati Saddam atau bukan.

Di Pakistan, kelompok sayap kanan menggelar unjuk rasa memprotes eksekusi mati Sadam yang dilakukan pada hari raya Iduladha. Mereka menuding adanya kepentingan AS di balik proses pengadilan Saddam. Perdana Menteri Pakistan Shaukat Aziz turut menyatakan ketidaksetujuannya atas eksekuti tersebut.

Reaksi serupa juga dilakukan warga India. Mereka ikut menentang eksekusi mati Saddam dengan menggelar unjuk rasa anti-AS di New Delhi dan Srinagar. Sedangkan warga Suriah menyatakan eksekusi Saddam sebagai hal yang mencoreng muka para pemimpin Arab. Pasalnya, Saddam selama ini dinilai tidak mendapatkan proses hukum yang adil.

Lembaga Amnesti Internasional di London, Inggris juga mencela eksekusi tersebut. Padahal lembaga itu telah bertahun-tahun berupaya menyeret Saddam ke pengadilan atas berbagai tuduhan kejahatan kemanusiaan.

Bersamaan dengan itu, juru bicara Vatikan Federico Lombardi menegaskan, penolakan atas eksekusi mati Saddam dan kematian Saddam belum tentu akan membawa perdamaian di negeri itu. Sementara Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan menghormati putusan pengadilan atas Saddam kendati hukum di negara itu menentang hukuman mati. Dia berharap rekonsiliasi dan dialog nasional dapat segera terwujud di Irak

31/12/2006 08:06 http://www.liputan6.com/view/9,135018,1,0,1167760175.html

No comments: